Friday, November 3, 2017

Pemuda Cerdas Itu Anti Radikalisme


Goxis - Indonesia Negara yang memiliki para pejuang yang melawan para penjajah di Negara indonesia, ketika masa penjajahan bangsa indonesia banyak mendapatkan tekanan dari berbagai Negara yang terus menerus meneror bangsa indonesia.
1928 menjadi momentum yang sangat berharga untuk para pemuda indonesia, dimana para pemuda seluruh indonesia berkumpul untuk medeklarasikan lahir hari sumpah pemuda.
Pemuda menjadi bagian terpenting dari proses membangun bangsa indonesia bahkan perang pemuda dalam mengusir para penjajah untuk pergi dari indonesia.
Sejarah menjadi bukti ketika para orang tua berselisih tentang nasib bangsa, maka para pemuda menculik Ir. Seokarno untuk medeklarasikan lahirnya sebuah bangsa baru yang bernama bangsa Indonesia. Para pemuda indonesia bermodalkan semangat yang menggelora dan idealisme.
Ketika membaca sejarah indonesia maka kita akan menemukan separuh sejarah indonesia itu diisi dengan sejarah para pemuda yang sangat berani untuk terus berjuang melawan para penjajah, Sejarah bangsa indonesia adalah sejarahnya para pemuda.
Sejarah bangsa indonesia adalah sejarah para pemuda yang telah mengisi hari demi hari dan mengisi masa mudanya untuk berkotribusi membangun bangsa indonesia.
Tulang punggung bangsa indonesia ada di tangan para pemuda indonesia ketika para pemuda indonesia diam dan tidak mau bergerak untuk ikut mengambil perang dalam membangun bangsa indonesia. Kepada siapa lagi tumpuan harapan bangsa akan berlambuh kalau bukan kepada para pemudanya.
Di abad 21 ini menjadi tatangan tersendiri bagi para pemuda untuk mengembangkan potensi dan skill. Ada banyak hal-hal yang kemudian tidak di inginkan terjadi di zaman ini. salah satunya adalah terjadi propaganda ideologi radikalisme kepada generasi muda dengan mengunakan berbagai instrumen yang ada.
Salah satu instrumen propaganda ideologi radikalisme kepada para pemuda adalah memanfaatkan dunia maya untuk melakukan propaganda radikalisme terhadap generasi muda yang aktif di dunia maya.
Radikalisme bukan hal baru di dunia maya melainkan sesuatu yang lumrah terjadi di dunia maya untuk propaganda radikalisme di dunia maya tapi radikalisme di dunia maya sudah sangat lama dan telah banyak generasi muda menjadi korban dari radikalisme di dunia maya.
Berapa banyak generasi muda menjadi korban radikalisme di dunia maya. Dunia maya menjadi lahan yang sangat subur untuk menyebarkan radikalisme di dunia maya untuk melakukan aksi propaganda radikalisme kepada para generasi muda untuk didoktrinasi.
Maka generasi muda harus mampu membekali dirinya dari radikalisme yang tersebar di dunia maya sehingga dia mampu membentengi dirinya dari radikalisme. Generasi muda menjadi sasaran utama dari radikalisme.
Generasi muda yang cerdas harus anti dengan radikalisme karena radikalisme itu sesuatu yang tidak memiliki makna untuk anak-anak muda. Sehingga generasi muda yang cerdas mampu mengunakan media sosial dengan membuat konten positif di dunia maya untuk melawan radikalisme.
Radikalisme tidak mampu membangun kualitas diri generasi muda malah membuat generasi muda menjadi alat untuk kepetingan sesaat atau bahkan kepentingan politik. Maka generasi muda yang memiliki kesadaran dan kecerdasaan harus mampu mengunakan medis sosial dengan membuat opini posistif untuk meminimalisir opini radikalisme yang bereda di dunia maya.
Apa yang akan kita dapatkan ketika memahami radikalisme, apakah akan membuat anak-anak muda menjadi cerdas, pintar dan tambah gagah. Maka generasi muda cerdas sangat anti dengan radikalisme, apalagi ikut terlibat dalam menyebarkan konten radikalisme di dunia maya.
Muda dan cerdas, Itulah generasi yang di nantikan oleh bangsa dan Negara yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa indonesia.
Generasi muda dan cerdas harus melawan isu radikalisme yang terus beredar di dunia maya dengan membuat konten dan narasi positif untuk melawan isu radikalisme di dunia maya. Radikalisme menjadi sesuatu yang menganggu NKRI yang selama ini di jaga dan dirawat oleh tokoh bangsa indonesia.
sumber : https://kicknews.today/2017/11/02/pemuda-cerdas-itu-anti-radikalisme/

Indonesia masuk “Top 10 Reformer” versi Bank Dunia

Goxis – Bank Dunia dalam laporan tahunan “Doing Business 2018” yang dirilis Rabu (1/11) menyebutkan peringkat kemudahan berbisnis (ease of doing business/EoDB) Indonesia 2018 secara keseluruhan naik 19 peringkat menjadi posisi 72 dari 190 negara yang disurvei. Bahkan masuk dalam “Top 10 Reformer” Dunia.
Angka positif tersebut terus berlanjut setelah pada EoDB 2017, posisi Indonesia meningkat 15 peringkat dari 106 menjadi 91. Tercatat dalam dua tahun terakhir posisi Indonesia telah naik 34 peringkat. Pemerintah memiliki target mampu meraih peringkat 40 dalam EoDB 2020.
Laporan Bank Dunia tersebut tentunya patut diapresiasi mengingat selama ini pemerintah telah dan terus berupaya memperbaiki iklim investasi di dalam negeri, sehingga diharapkan menarik minat investor dalam dan luar negeri.
Dengan pencapaian ini, posisi Indonesia lebih tinggi diantara sebagian negara berkembang lainnya, diantaranya Afrika Selatan (82), India (100), Filipina (113), dan Brasil (125).
Pada laporan “Doing Business 2018” ini, posisi Indonesia tercatat telah melewati Tiongkok yang berada pada peringkat ke 78.
Bank Dunia mengakui bahwa Indonesia setidaknya telah melakukan perbaikan pada tujuh indikator, yaitu simplifikasi pendaftaran usaha baru, perbaikan akses atas listrik dan efisiensi biaya pengurusan izin properti usaha.
Selain itu, transparansi data kredit, penguatan perlindungan terhadap investor minoritas, perbaikan akses kredit usaha melalui pendirian lembaga kredit dan perkembangan perizinan berbasis elektronik untuk perdagangan internasional.
Laporan tersebut menganggap Indonesia sebagai “Top 10 Reformer” atau diantara 10 negara terbaik di dunia yang konsisten melakukan reformasi kemudahan berusaha dalam 15 tahun terakhir.
Misalnya untuk pendaftaran usaha baru, kini proses pendaftaran di Jakarta hanya membutuhkan waktu 22 hari dibandingkan 181 hari yang tercatat pada 2004.
Kementerian Keuangan telah melakukan upaya untuk mendorong perbaikan iklim berusaha di Indonesia melalui perbaikan sistem perpajakan, diantaranya pengembangan pembayaran dan pelaporan pajak yang berbasis daring serta penyederhanaan sistem pengecekan barang impor di pelabuhan.
Kementerian Keuangan juga akan terus melakukan reformasi perpajakan yang lebih ramah terhadap dunia usaha untuk menstimulus aktivitas perekonomian di dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) menilai kenaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia, akan mendorong aliran masuk investasi, terutama untuk infrastruktur, sehingga dapat membantu Indonesia mendekati proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2019 yang mencapai 5,7 persen. Ini merupakan bukti reformasi struktural perekonomian di domestik terus berjalan.
Adanya laporan Bank Dunia itu diharapkan bisa bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,2 persen dan tahun depan 5,4 persen. Tapi kalau 2019 pertumbuhan ekonominya bisa lebih tinggi, 5,5 persen dan bahkan BI memperkirakan 2019 bisa dekati batas atasnya 5,7 persen.
Kenaikan peringkat itu disebabakan reformasi yang dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk memudahkan perizinan usaha. Selain itu kenaikan peringkat ini juga menunjukan kepercayaan banyak pihak di dunia bahwa reformasi struktural perekonomian di Indonesia telah berjalan, atau bukan hanya wacana saja.
Investasi naik Laporan Bank Dunia tersebut sejalan dengan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang beberapa hari sebelumnya merilis realisasi investasi pada triwulan III 2017. Dimana mencapai Rp 176,6 triliun, naik 13,7 persen dibanding capaian pada periode yang sama 2016 sebesar Rp 155,3 triliun.
Dengan capaian tersebut, secara kumulatif sepanjang Januari-September 2017, realisasi investasi mencapai Rp 513,2 triliun terdiri atas PMDN Rp 194,7 triliun (37,9 persen) dan PMA Rp 318,5 triliun (62,1 persen). Artinya, ini sudah mencapai 75,6 persen dari target 2017 sebesar Rp 678,8 triliun.
Realisasi penanaman modal pada triwulan III Tahun 2017 telah menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 286.497 orang dengan rincian sebanyak 109.711 orang dari proyek PMDN dan sebanyak 176.786 orang dari proyek PMA.
Kepala BKPM Thomas Lembong menilai pertumbuhan investasi yang ada menunjukkan bahwa transformasi perekonomian yang dicanangkan Presiden Jokowi sudah mulai berjalan. Transformasi perekonomian yang dimaksud adalah mengubah konsumsi ke produksi dan mengubah konsumsi ke investasi.
“Sudah kelihatan pergeserannya dari konsumsi ke produksi dan dari konsumsi ke investasi,” katanya.
Laporan Bank Dunia dan BKPM tentunya juga akan meningkatkan tidak hanya percaya diri, tetapi juga keyakinan investor baik domestik dan internasional bahwa melakukan usaha di Indonesia semakin lama semakin mudah. 
sumber: https://kicknews.today/2017/11/02/indonesia-masuk-top-10-reformer-versi-bank-dunia/

Hoax Seputar Registrasi Kartu SIM yang bikin Bingung

Goxis – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatensi beredarnya berita bohong (hoax) yang beredar seputar pemberlakuan registrasi ulang SIM card prabayar.
“Jadi yang beredar di masyarakat itu ada tiga hoax. Satu mengenai tidak wajib registrasi kartu SIM. Kedua adalah bahwa pendaftaran kartu SIM terakhir adalah pada 31 Oktober, yang ketiga adalah hoax bahwa operator akan menyalahgunakan data dari pelanggan. Mohon tidak dipercayai,” ungkap Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemkominfo Ahmad Ramli pada konferensi pers di Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (1/11) seperti dilansir CNN.
Terkait berita hoax tidak wajibnya registrasi, Ramli menegaskan, pemerintah mewajibkan registrasi ulang. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan semua masyarakat.
Dalam kesempatan itu disampaikan batas waktu registrasi ulang, yakni hingga 28 Februari 2018. Registrasi bisa dilakukan melalui pesan SMS, situs web operator, juga lewat gerai. ditegaskan pula bahwa pendaftaran melalui SMS gratis, tak akan mengurangi saldo pengguna. Namun, jika terlambat, kartu akan terblokir bertahap.
Kemenkominfo juga mengelak terkait berita bahwa operator memiliki akses lebih jauh di database Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Ramli mengatakan operator hanya bisa melakukan validasi semata. Hal ini juga telah diungkap sebelumnya oleh Kementerian Dalam Negeri.
“Operator dan/atau gerai sebagai mitra menjamin perlindungan data pelanggan sesuai ISO 27001, operator telekomunikasi hanya memiliki akses (dari Ditjen Dukcapil) untuk memvalidasi saja tapi tidak lebih dalam lagi,” terang Ramli.
Hal ini dibenarkan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia Merza Fachys dalam kesempatan yang sama. Dikatakannya, seluruh operator di Indonesia memiliki standar tersebut.
“Kita sebagai operator, kita udah diwajibkan untuk mengikuti standar ISO 27001. Bahwa standar keamanan harus dilakukan,” kata Merza.
sumber : https://kicknews.today/2017/11/02/hoax-seputar-registrasi-kartu-sim-yang-bikin-bingung/

Resmi Beroperasi, KEK Mandalika Serap Investasi Rp13 Triliun

GOXIS - Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akhirnya meresmikan operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sekaligus Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dengan catatan komitmen investasi mencapai Rp13 triliun. 

Nantinya, kawasan ini akan dikelola oleh perusahaan pelat merah sektor pariwisata, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Presiden Joko Widodo mengaku gembira atas terealisasinya proyek Mandalika yang telah direncanakan sejak 29 tahun terakhir, namun tak pernah dimulai.

Dengan beroperasinya KEK Mandalika, ia berharap komitmen investasi Mandalika bisa meningkat tiga kali lipat dari angka saat ini Rp13 triliun. 

“Saya berharap kawasan ini akan berkembang dan masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya,” kata Jokowi.

Rencananya, komitmen investasi terdiri dari, pembangunan lima hotel dengan nilai investasi Rp4,2 triliun, kompleks Muslim sebesar Rp2 triliun, dan pengelolaan air bersih (water treatment) dengan nilai investasi Rp300 miliar. Namun, di antara semua komitmen investasi tersebut, rencana investasi yang paling besar yakni rencana pembangunan sirkuit balap yang akan dibangun Vinci Costruction sebesar Rp6,5 triliun. Adapun, sirkuit tersebut rencananya digunakan untuk mengakomodasi helatan Moto GP.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, sebanyak Rp4,1 triliun atau 31,54 persen dari komitmen investasi rencananya segera terealisasi.

“Nilai investasi tersebut mencakup rencana pembangunan lima hotel bintang lima, yakni Pullman, Club Med, Royal Tulip, X2 Hotel, dan Hotel Paramount. Selain itu, ada juga rencana pembangunan sea water osmosis berkapasitas 3 ribu meter kubik per hari,” papar Darmin di Mandalika, Lombok Tengah, NTB Jumat (20/10).

Ia melanjutkan, angka ini merupakan capaian yang menggembirakan. Sebab, komitmen investasi ini bisa disebut sebagai imbalan dari penyertaan modal negara (PMN) kepada ITDC sebesar Rp250 miliar demi memperbaiki infrastruktur dasar di KEK tersebut.

Untuk menambah beberapa infrastruktur dasar, rencananya pemerintah akan mencari tambahan dana sebesar Rp3 triliun. Dengan tambahan dana tersebut, ia berharap infrastruktur dasar bisa bertambah, sehingga ujungnya bisa menambah komitmen investasi.

“Mandalika ini didorong menyedikan infrastruktur dasar untuk menarik investasi,” paparnya.

Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan, rencananya ITDC dan Vinci akan melakukan penandatanganan kontrak pada bulan November mendatang. Kontrak tersebut berisikan komitmen Vinci untuk menanamkan modal dan menyewa lahan ITDC dengan masa konsesi 80 tahun.

"Nanti setelah kontrak ini dilakukan, sirkuit ini sudah bisa memasuki tahap konstruksi. Diharapkan, sirkuit ini bisa rampung di tahun 2019," ujarnya.

KEK Mandalika sendiri merupakan satu dari 12 KEK yang sudah ditetapkan pemerintah. KEK dengan luas 1.175 hektare ini ditetapkan pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014. Hingga saat ini, lahan KEK Mandalika yang baru digarap sebesar 250 hektare.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171020150615-92-249773/resmi-beroperasi-kek-mandalika-serap-investasi-rp13-triliun/

Thursday, November 2, 2017

NTB Sudah Seyogyanya Menghargai Presiden Jokowi, Ini Alasannya

Goxis- Anggota DPRD RI Dr Kurtubi menegaskan sudah seyogyanya masyarakat NTB menghargai dan berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo. Pasalnya, meski hanya mendapat suara pemilih 25 persen di NTB pada pilpres 2014 lalu, namun tidak menyurutkan perhatian besar Jokowi untuk membangun NTB.
Perhatian Presiden Jokowi terhadap masyarakat NTB terbukti, dalam kurun waktu tiga tahun memimpin, telah melakukan kunjungan kerja sebanyak enam kali ke NTB. Sejumlah proyek pembangunan berskala besar sudah, sedang dan akan dibangun di NTB.

"Proyek besar itu, seperti KEK Berbasis Wisata di Mandalika Lombok Tengah. Dan kita dorong untuk diikuti oleh pengembangan wisata Samota, Pantai Mawun, Selong Blanak, dan lainnya," ucap Anggota DPR RI asal NTB itu kepada media ini, Jumat 20 Oktober 2017.

Anggota Komisi VII DPR RI ini juga mendorong lahirnya KEK Berbasis tambang di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), serta mendorong impian NTB untuk Global Hub Kayangan yang terintegrasi dengan Kota Industri dan Kilang Bahan Bakar Mintak (BBM) di Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Selain itu, politisi Partai Nasdem ini juga mengungkapkan bahwa komisinya terus mendorong untuk terpenuhinya kebutuhan listrik rakyat dan listrik untuk dapat mendukung investasi berbagai industri di NTB, termasuk untuk jangka panjang dengan membangun PLTN. Untuk ini BATAN akan melakukan F/S pembangunan PLTN di NTB.

"Hari ini saya ikut menyaksikan groundbreaking dan peresmian pembangunan Pembangkit 350 MW di NTB dan NTT yang diselenggarakan di lokasi PLTG Peaker Tanjung Karang Mataram," ujarnya.

Menurutnya, ini merupakan ikhtiar guna mempercepat kesejahteraan rakyat NTB sekaligus untuk memperkecil kesenjangan dengan daerah lain. Meski Gubernur TGB sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan, dari 24 persen pada saat awal TGB menjabat dan kini sudah turun menjadi sekitar 14 persen, namun angka ini masih menempatkan NTB sebagai salah satu dari 10 provinsi termiskin di Indonesia.

"Listrik yang cukup untuk menopang investasi berbagai industri akan membuka banyak lapangan kerja, semoga. Amin," ucap Kurtubi. 

Waspada..! Medsos Bisa Jadi Pemicu Munculnya ‘Kekerasan’


Goxis – Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Rosarita Niken Widiastuti menyampaikan, pengguna media sosial di Indonesia mencapi 51 persen.
Tidak semua informasi media sosial yang disuguhkan mengandung kebenaran. Tidak jarang akun medsos justru memunculkan “Kekerasan” yang bisa mengadu domba, menyebar kebencian bahkan tindakan terorisme.
“Kementerian Komunikasi dan Informasi RI sangat mengatensi “Kekerasa” dunia maya, ” ungkapnya di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di jalan Merdeka Barat nomor 9 Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/10).
Niken mengaku, salah satu jenis media sosial yang sangat diwaspadai yaitu telegram. Dimana, aplikasi telegram rentan menjadi penyedia sumber informasi termasuk tindakan terorisme yang bisa memecah belahkan bangsa Indonesia.
Maka dalam hal ini, Kementerian Kominfo diberi kewenangan memblokir akun tersebut. Tidak hanya telegram, lanjut Niken, akun Portal atau situs lainnya yang  digunakan sebagai penyebar ujaran kebencian hasutan dan tindakan radikal lainnya pun akan diblokir.
“Kami berwewenang blokir semunya, untuk pihak yang menindak (hukum) diserahkan kekepolisian, ” kata dia.
Menurutnya, saat ini masyarakat tengah dihadapkan dengan maraknya informasi media sosial yang banyak menyebarkan hoax atau berita bohong. Aksi sebaran tindakan yang sebetulnya sangat merugikan masyarakat itu menjadi keresahan tersendiri bagi pemerintah, termasuk penegak hukum sekalipun.
Niken mencontohkan kecelakaan yang terjadi di Pasuruan Jawa Timur (Jatim) yang hanya memakan satu korban. Anehnya oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab dipelintir. Kejadian itu disebarluaslan dimedia sosial dengan menyebut kecelakaan tersebut memakan puluhan korban.
“Kan aneh itu. Makanya Polda (Jatim) akui selain tangani kecelakaan, juga membidik penyebar berita bohong itu,” paparnya.
Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya melakukan literasi media bersama elemen, para tokoh agama di Indonesia seperti MUI dan lembaga agama lainnya. Tidak berhenti disitu,  civitas kampus juga dilibatkan. “Selain lintas agama, literasi media juga bersama 100 kampus di Indonesia,” cetus dia.

sumber : https://kicknews.today/2017/10/31/waspada-medsos-bisa-jadi-pemicu-munculnya-kekerasan/

Rektor UIN Mataram Sebut Jokowi sebagai Pembangun Pondasi Ekonomi NTB


Goxis – Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Dr H Mutawalli MAg mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (JK) telah membangun pondasi ekonomi Nusa Tenggara Barat dengan adanya berbagai infrastruktur.
“Meskipun baru memimpin bangsa Indonesia selama tiga tahun, tapi Jokowi dan JK telah berpikir jauh ke depan untuk NTB,” kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr H Mutawalli MAg di Mataram, Rabu.
Ia menyebutkan infrastruktur dasar pendukung ekonomi daerah yang sudah sangat dirasakan manfaatnya saat ini adalah pembangkit listrik. Warga NTB sudah tidak lagi menikmati pemadaman bergilir seperti beberapa tahun lalu.
Kepemimpinan Jokowi-JK juga memberi perhatian kepada NTB melalui program pembangunan pembangkit berkapasitas 500 mega watt (MW), sebagai bagian dari Program Kelistrikan Nasional berkapasitas 35 ribu MW hingga 2019.
Sebagian dari proyek yang tersebar di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa itu sudah rampung dan memproduksi listrik untuk kebutuhan rumah tangga dan berbagai jenis industri yang terus tumbuh.
Begitu juga dengan infrastruktur jalan. Menurut Mutawalli, perbaikan dan pembangunan jalan baru di NTB, terus diperkuat guna menunjang kelancaran aktivitas perekonomian masyarakat.
Infrastruktur bendungan juga sedang dalam proses pembangunan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, saat ini sedang menyelesaikan proses pembangunan bendungan Rababaka Kompleks, di Kabupaten Dompu, dan Bendungan Bintang Bano, di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Aspek infrastruktur yang paling lemah, terutama di luar Pulau Jawa. Itu yang menjadi perhatian Jokowi-JK,” ujarnya.
Tepat di tiga tahun kepemimpinannya, kata Mutawalli, Presiden Jokowi datang langsung ke NTB untuk meresmikan operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah.
Kawasan wisata yang dikelola dan dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Negara, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), akan menjadi masa depan bagi generasi NTB.
“Saya bukan ahli ekonomi, tapi saya menilai Jokowi-JK sudah membangun pondasi ekonomi yang kuat untuk menuju Indonesia pada umumnya, dan NTB khususnya menjadi maju, berdaulat, adil dan makmur,” katanya.
Penilaian positif juga dilontarkan Direktur Publik Institute NTB Ahmad SH. Menurut dia, Presiden Jokowi tipe pemimpin yang sedikit bicara, tapi banyak bekerja. Terbukti dengan pesatnya pembangunan infrastruktur di daerah dan sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Contoh infrastruktur dasar yang sangat dirasakan manfaatnya oleh rakyat NTB adalah ketersediaan energi listrik dalam jumlah cukup sehingga tidak ada lagi pemadaman bergilir akibat defisit daya mampu PLN.
Saat ini, kapasitas daya terpasang di sistem kelistrikan Lombok mencapai 294 MW, sedangkan beban puncak pada malam hari mencapai 225 MW, sehingga ada kelebihan daya listrik yang dihasilkan sebesar 69 MW. Kondisi tersebut sebagai dampak pesatnya pembangunan pembangkit listrik dalam tiga tahun terakhir.
Tidak hanya kelistrikan, lanjut Ahmad, NTB juga menjadi daerah sasaran pembangunan di sektor kemaritiman. Salah satu proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan dan akan rampung pada 2018, adalah Pelabuhan Gili Mas, di Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Proyek tersebut sebagai salah satu implementasi Program Tol Laut.
“Kita harus jujur, Jokowi telah meletakkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari Nawa Cita membangun Indonesia dari pinggiran,” ucap pria yang masih aktif menjadi aktivis lingkungan ini.

sumber  https://kicknews.today/2017/11/01/rektor-uin-mataram-sebut-jokowi-sebagai-pembangun-pondasi-ekonomi-ntb/

Wednesday, November 1, 2017

Gemar Mengkafirkan ? Begini Kritik Bung Karno Dan Jokowi Tentang Fenomena ini


Syahdan, Bung Karno (BK) pun merasa gerah dengan kerapnya pemuka-pemuka agama melontarkan fatwa kafir dan menganggap kafir orang atau kelompok yang berbeda. Bahkan tak hanya itu, perjuangan Bung Karno bersama founding father yang lain demi tegaknya nasion Indonesia tak luput dari tuduhan kafir.

Dalam surat-surat Islam dari Endah (1930-an) dan Masyarakat Onta dan Masyarakat Kapal Udara (1940), Bung Karno menulis kritik terhadap kecenderungan sebagian ulama dan umat Islam saat itu yang begitu mudah mencap kafir.

“Kita royal sekali dengan perkataan “kafir”, kita gemar sekali mencap segala barang yang baru dengan cap “kafir”. Pengetahuan Barat kafir; radio dan kedokteran kafir; sendok dan garpu dan kursi kafir; tulisan Latin kafir; yang bergaul dengan bangsa yang bukan bangsa Islam pun kafir! Padahal apa-apa yang kita namakan Islam? Bukan roh Islam yang berkobar-kobar, Bukan Api Islam yang menyala-nyala, Bukan amal Islam yang mengagumkan, tetapi...dupa dan korma dan jubah dan celak mata ! Siapa yang mukanya angker, siapa yang tangannya bau kemenyan, siapa yang matanya dicelak dan jubahnya panjang dan menggenggam tasbih yang selalu berputar,-dia, dialah yang kita namakan Islam. Astaghfirullah! inikah Islam? inikah agama Allah? yang mengkafirkan pengetahuan dan kecerdasan, mengkafirkan radio dan listrik, mengkafirkan kemoderenan dan ke up-to-date-an? yang mau tinggal mesum saja, kuno saja, yang terbelakang saja, tinggal naik onta dan makan zonder sendok saja, seperti di zaman Nabi dan khalifah-nya.”

Dus, fenomena kafir mengkafirkan memang bukan hal yang baru. Bahkan apabila kita menelisik sejarah agama-agama, akan banyak kita temukan satu kelompok mengkafirkan kelompok lainnya. Itu tidak terjadi dalam relasi antar agama, namun lebih dari itu kerap juga terjadi dalam hubungan internal agama bersangkutan.

Di tanah air sendiri yang kerap menjadi korban dari praktek semacam ini adalah kelompok Ahmadiyah (JAI) dan Syiah. Dua kelompok ini sering mendapatkan persekusi dari kelompok-kelompok intoleran yang kerap mengatasnamakan mayoritas umat Islam. Persekusi terhadap mereka biasanya dilatar belakangi oleh fatwa-fatwa yang menyebut bahwa mereka adalah kelompok sesat dan menyesatkan. Dalam hal ini fatwa MUI tidak bisa dianggap sepi. Dalam berbagai kesempatan, pelaku persekusi selalu mendasarkan sikap dan tindakan pada Fatwa yang diterbitkan MUI ini.

Peristiwa tragis yang menimpa JAI terjadi di beberapa daerah, namun yang tergolong sadis dan merobek kemanusiaan adalah peristiwa di Desa Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Provinsi Banten pada 6 Pebruari 2011 lalu. Ribuan massa menyerang sebuah rumah milik anggota JAI. Akibat penyerangan ini, tiga orang tewas, sementara dua mobil, satu motor, dan satu rumah, hancur diamuk massa.

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah satu dasawarsa lebih puluhan kepala keluarga anggota JAI mengungsi dan menempati tempat pengungsian di Asrama Transito tanpa kejelasan yang pasti. Hal serupa dialami kelompok Syiah di Sampang Madura pada 26 Agustus 2012 lalu. Ratusan orang menyerang rumah Ustad Tajul Muluk dan mengancam mengusir warga Syiah dari Sampang. Warga Syiah meski jumlahnya sedikit tidak rela begitu saja diusir dari kampung halamannya dan melakukan perlawanan. Akibatnya, satu orang warga Syiah tewas dengan luka sabetan dan bacokan.

Pada sekitar setelah maghrib, yaitu pukul 18.30 WIB sejumlah warga syiah dievakuasi oleh pihak kepolisian di Gedung Olahraga Sampang. Sedang ratusan warga syiah yang lain berlari bersembunyi ke hutan dan persawahan yang berada di sekitar rumah mereka. Total data warga syiah yang dievakuasi ke Gor Sampang sampai Senin (27/8) pagi adalah 51 orang laki-laki dewasa dan 56 orang perempuan dewasa (beritasatu.com).

Dari tahun ke tahun, praktek kafir mengkafirkan tidak pernah berhenti. Bahkan ekskalasinya semakin meningkat. Contohnya di DKI pada Pilgub yang baru saja lalu. Warga muslim yang mendukung Ahok dilabeli dengan tuduhan murtad, kafir dan munafik. Tuduhan yang begitu renyah dan mudah dilontarkan lantaran perbedaan pilihan politik. Agama dengan mudah dan murahnya dijadikan jualan untuk memojokkan pihak-pihak tertentu.

Inilah yang juga menjadi kekhawatiran Presiden Jokowi. Seperti dilansir dari laman tribunnews.com, "Sekarang ini saya lihat banyak sekali fenomena yang gampang mengafirkan orang," ujar Jokowi dalam acara penutupan Multaqa IV Alumni Al Azhar se-Indonesia di Gedung Islamic Center, Kota Mataram, NTB Kamis (19/10/2017).

Jokowi melihat, paham radikal itu berkembang seiring dengan berkembangnya penyebaran ajaran melalui media sosial. Salah satunya adalah melalui situs berbagi video YouTube. Sayangnya, tidak ada sebuah mekanisme untuk memfilter seluruh proses penyebaran paham radikal di media sosial tersebut. Akibatnya, konten negatif pun tetap dapat diakses oleh netizen.

"Pertanyaannya, siapa yang menyaring? Siapa yang screening bahwa yang disampaikannya itu benar dan bukan pendapat pribadi, bukan tafsir pribadi?" ujar Jokowi. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak masyarakat untuk sama-sama memfilter konten di media sosial.

Kesimpulannya, praktek kafir mengkafirkan tidak boleh dianggap enteng. Sebab jika dibiarkan begitu saja, maka NKRI yang plural dan Bhineka Tunggal Ika akan menjadi slogan semata. Dalam prakteknya, kelompok-kelompok intoleran semakin bersimaharajela dewasa ini.

Sumber :

http://sp.beritasatu.com/home/inilah-kronologis-kekerasan-warga-syiah-di-sampang/23865

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/10/19/presiden-jokowi-sekarang-gampang-mengkafirkan-orang

Selamat! Jokowi Jadi Pemimpin Terbaik Asia – Australia 2016

Saya pernah mendengar sebuah kalimat bijak “Seorang yang hebat dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri”. Kayaknya kalimat tersebut berlaku untuk presiden kita, Joko Widodo. Di Indonesia, presiden yang familiar dengan sapaan Jokowi ini seperti “tidak diangap”. Sering kali di jadikan bahan olok-olokan, titik untuk dicaci maki dan rujukan untuk disalah-salahkan.

Tapi di luar negeri, orang-orang mengakui kehebatan presiden Indonesia. Apa kita sebagai rakyat Indonesia tidak malu? Bagaimana presiden yang selalu kita hina tapi sukses membuat dunia terpana. Pokoknya, Jokowi itu sesuai dengan istilah “Disenangi kawan dan disegani lawan”. Bukan seperti katak bawah tempurung. Cuma besar di tempat sendiri, saat keluar tidak dikenali oleh siapa-siapa.

Banyak sekali media luar negeri yang membahas prestasi-prestasi seorang Jokowi. Semenjak beliau masih berstatus sebagai walikota Solo lagi. Dan sekarang, Jokowi kembali membuat kita bangga dengan dinobatkan nya beliau sebagai pemimpin terbaik Asia – Australia. Wow! Amazing.

Jokowi dinobatkan sebagai pemimpin terbaik atau pemimpin yang paling unggul di antara para pemimpin Asia – Australia pada tahun 2016 berdasarkan data dari Bloomberg. Bloomberg sendiri adalah perusahaan media massa multinasional di Amerika Serikat, didirikan pada tanggal 1 Oktober 1981 oleh Michael Bloomberg dengan bantuan Thomas Secunda, Duncan MacMillan dan Charles Zegar.

Bloomberg mendata delapan pemimpin dari delapan negara yakni Xi Jinping (Presiden Tiongkok), Shinzo Abe (Perdana Menteri Jepang), Narendra Modi (Perdana Menteri India), Park Geun-Hye (Presiden Korea Selatan), Jokowi Widodo (Presiden Indonesia), Rodrigo Duterte (Presiden Filipina), Najib Tun Razak (Perdana Menteri Malaysia) dan Malcolm Tumbull (Perdana Menteri Australia).

Dari delapan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg, Jokowi adalah satu-satunya pemimpin yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.

Untuk kategori fluktuasi kurs, Jokowi dinilai berhasil menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen). Untuk kategori pertumbuhan ekonomi, Jokowi dinilai berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen dari tahun ke tahun) dan untuk kategori rating penerimaan publik, Jokowi memiliki tingkat penerimaan yang cukup tinggi (69 persen).

Mudah-mudahan prestasi ini bisa membuat orang yang selalu menghina beliau kemaren terbuka mata nya. Biar tidak terus-terusan nyinyir hanya karena dendam dan benci yang tidak berkesudahan. Sekarang bukan zaman nya untuk bernyiyir ria lagi tapi saat nya berprestasi untuk Indonesia yang lebih baik lagi.

Selamat ya, Pak Jokowi. Bapak memang pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Kami semua bangga sama Bapak.